Seorang tukang bangunan yang sudah tua berniat untuk pensiun dariprofesi yang sudah ia geluti selama
puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan anak cucunya. Ia tahu ia akan kehilangan penghasilan rutinnya namun bagaimana pun tubuh tuanya butuh istirahat. Ia pun menyampaikan rencana tersebut kepada mandornya.Sang Mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukangkayu terbaiknya, ahli bangunan yang handal yang ia miliki dalam timnya.Namun ia juga tidak bisa memaksa.Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua ini berhenti, sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya. Dengan berat hati si tukang kayu menyanggupi namun ia berkata karena ia sudah berniat untuk pensiun maka ia akan mengerjakannya tidak dengan segenap hati.
puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan anak cucunya. Ia tahu ia akan kehilangan penghasilan rutinnya namun bagaimana pun tubuh tuanya butuh istirahat. Ia pun menyampaikan rencana tersebut kepada mandornya.Sang Mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukangkayu terbaiknya, ahli bangunan yang handal yang ia miliki dalam timnya.Namun ia juga tidak bisa memaksa.Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua ini berhenti, sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya. Dengan berat hati si tukang kayu menyanggupi namun ia berkata karena ia sudah berniat untuk pensiun maka ia akan mengerjakannya tidak dengan segenap hati.