Pernah nonton hacii
?i ituloohh si lebah yang nyari ibunya. Aduhh jadi nostalgila nih masa kecil,
abis ceritanya sedih banget T.T hiks hiks..
Nah , ada yang tahu binatang apa yang lebih pintar daripada
ahli matematika ? hayooo.. bayangkan aja .. sebelum ilmu matematika mengalami
perkembangan pesat ternyata lebah sudah memiliki ilmu kontsruksi dan matematika
yang hebat loohh! Keren kan ? Siapa dulu penciptanya ? Allah..!
Selain itu juga, ada satu hal yang membuat peri cantik
semakin terkagum2, selain madu dari lebah yang bisa mengobati segala penyakit,
ternyata ada kebiasaan lebah yang lucu banget . Ternyata lebah juga sering
nge-dance lhooo .. mau tau lebih lanjutt ? nah berikut adalah kutipan yang peri
cantik ambil dari karya Harun Yahya.. Selamat membaca !
Lebah madu hidup sebagai koloni dalam sarang yang mereka
bangun dengan sangat teliti. Dalam tiap sarang terdapat ribuan kantung
berbentuk heksagonal atau segi enam yang dibuat untuk menyimpan madu. Tapi,
pernahkah kita berpikir, mengapa mereka membuat kantung-kantung dengan bentuk
heksagonal?
Para ahli
matematika mencari jawaban atas pertanyaan ini, dan setelah melakukan
perhitungan yang panjang dihasilkanlah jawaban yang menarik! Cara terbaik
membangun gudang simpanan dengan kapasitas terbesar dan menggunakan bahan
bangunan sesedikit mungkin adalah dengan membuat dinding berbentuk heksagonal.
Mari kita bandingkan
dengan bentuk-bentuk yang lain. Andaikan lebah membangun kantung-kantung
penyimpan tersebut dalam bentuk tabung, atau seperti prisma segitiga, maka akan
terbentuk celah kosong di antara kantung satu dan lainnya, dan lebih sedikit
madu tersimpan di dalamnya. Kantung madu berbentuk segitiga atau persegi bisa
saja dibuat tanpa meninggalkan celah kosong. Tapi di sini, ahli matematika
menyadari satu hal terpenting. Dari semua bentuk geometris tersebut, yang
memiliki keliling paling kecil adalah heksagonal. Karena alasan inilah,
walaupun bentuk-bentuk tersebut menutupi luasan areal yang sama, material yang
diperlukan untuk membangun bentuk heksagonal lebih sedikit dibandingkan dengan
persegi atau segitiga. Singkatnya, suatu kantung heksagonal adalah bentuk
terbaik untuk memperoleh kapasitas simpan terbesar, dengan bahan baku lilin
dalam jumlah paling sedikit.
Hal lain yang
mengagumkan tentang lebah madu ini adalah kerjasama di antara mereka dalam
membangun kantung-kantung madu ini. Bila seseorang mengamati sarang lebah yang
telah jadi, mungkin ia berpikir bahwa rumah tersebut terbangun sebagai blok
tunggal. Padahal sebenarnya, lebah-lebah memulai membangun rumahnya dari titik
yang berbeda-beda. Ratusan lebah menyusun rumahnya dari tiga atau empat titik
awal yang berbeda. Mereka melanjutkan penyusunan bangunan tersebut sampai
bertemu di tengah-tengah. Tidak
ada kesalahan sedikitpun pada tempat di mana mereka bertemu.
Lebah juga menghitung
besar sudut antara rongga satu dengan lainnya pada saat membangun rumahnya.
Suatu rongga dengan rongga di belakangnya selalu dibangun dengan kemiringan
tiga belas derajat dari bidang datar. Dengan begitu, kedua sisi rongga berada
pada posisi miring ke atas. Kemiringan ini mencegah madu agar tidak mengalir
keluar dan tumpah.
Berkomunikasi dengan Menari
Untuk mengisi
kantung-kantung ini dengan madu, lebah harus mengumpulkan nektar, yakni cairan
manis pada bunga. Ini adalah tugas yang sangat berat. Penelitian ilmiah terkini
mengungkapkan bahwa untuk memproduksi setengah kilogram madu, lebah harus
mengunjungi sekitar empat juta kuntum bunga. Mendapatkan bunga-bunga ini pun
adalah pekerjaan berat tersendiri. Oleh karenanya, koloni lebah memiliki
sejumlah lebah pemandu dan lebah pencari makan.
Bagaimana lebah
pencari makan menemukan bunga di wilayah yang begitu luas dibanding ukuran
tubuh mereka?
Bagaimana mereka
menemukan jalan kembali ke sarang tanpa tersesat? Bagaimana
mereka memberitahu lebah-lebah lain tentang arah sumber bunga? Tatkala kita
berusaha menjawab beragam pertanyaan ini, kita akan sampai pada kenyataan yang
sungguh menakjubkan.
Ketika seekor lebah telah menemukan sumber bunga, maka
tugas berikutnya dari lebah pemandu ini adalah untuk kembali ke sarang dan
memberitahu lebah-lebah lain tentang lokasi di mana ia menemukan kumpulan bunga
tersebut. Segera setelah lebah pemandu kembali ke sarangnya, ia mulai
memberitahukan lokasi sumber bunga yang ia temukan kepada lebah-lebah lain.
Pertama, ia membiarkan lebah-lebah lain mencicipi sedikit nektar yang ia
kumpulkan dari bunga untuk memberitahu mereka tentang kualitas nektar tersebut.
Lalu ia memulai tugas utamanya, yakni menjelaskan arah menuju sumber bunga. Ia
melakukan ini dengan cara yang sangat unik, yaitu dengan tarian.
Lebah pemandu
mulai menari di tengah-tengah sarang dengan menggoyangkan badannya. Sulit
dipercaya, tapi gerakan dalam tarian ini memberikan lebah-lebah lain informasi
tentang lokasi sumber bunga. Misalnya, jika tarian berupa garis lurus ke arah
bagian atas sarang, maka sumber makanan tepat mengarah ke arah matahari. Jika
bunga berada pada arah sebaliknya, lebah akan membuat garis ke arah tersebut.
Jika lebah menari ke arah kanan, maka ini menunjukkan bahwa sumber bunga berada
tepat sembilan puluh derajat ke arah kanan.
Tetapi ada satu pertanyaan, lebah menjelaskan arah
tersebut berdasarkan posisi matahari, padahal posisi matahari terus berubah.
Setiap empat menit matahari bergeser satu derajat ke barat, faktor yang mungkin
menurut anggapan orang diabaikan lebah dalam penentuan arah ini. Tapi,
pengamatan menunjukkan bahwa lebah-lebah ini juga memperhitungkan pergerakan
matahari. Ketika lebah pemandu memberitahu arah lokasi bunga, dalam setiap
empat menit, sudut yang mereka beritahukan juga bertambah satu derajat ke
barat. Berkat perhitungan yang luar biasa ini, para lebah tidak pernah
tersesat.
Lebah pemandu tak hanya menunjukkan arah sumber bunga,
tetapi juga jarak ke tempat tersebut. Lama waktu tarian dan jumlah getaran
memberi petunjuk kepada lebah-lebah lain tentang jarak ini secara akurat.
Mereka membawa perbekalan sari-sari makanan yang sekedar cukup untuk menempuh
jarak ini, dan kemudian memulai perjalanan.
Perilaku mengagumkan dari para lebah ini telah diuji
dalam sebuah penelitian di California.
Dalam penelitian ini, tiga wadah berisi air gula diletakkan di tiga tempat yang
berbeda. Sesaat kemudian, lebah-lebah pemandu menemukan sumber makanan
tersebut. Lebah pemandu yang mendatangi wadah pertama diberi tanda titik; yang
mendatangi wadah kedua ditandai dengan garis, dan yang mendatangi wadah ketiga
diberi tanda silang. Beberapa menit kemudian, lebah-lebah dalam sarang tampak
mengamati dengan cermat para lebah pemandu ini. Para
ilmuwan lalu memberi tanda titik pada lebah-lebah yang mengamati lebah pemandu
bertanda titik, dan demikian halnya, mereka juga memberi lebah-lebah lain tanda
yang sama dengan yang ada pada lebah pemandu yang mereka amati. Beberapa menit
kemudian, lebah-lebah bertanda titik mendatangi wadah pertama, yang bertanda
garis tiba di wadah kedua dan yang bertanda silang di wadah ketiga. Jadi,
terbukti bahwa lebah-lebah dalam sarang menemukan arah berdasarkan informasi
yang sebelumnya telah disampaikan oleh lebah-lebah pemandu.
Segala fakta ini hendaknya direnungkan dengan seksama.
Dari mana lebah-lebah memperoleh kemampuan berorganisasi yang menakjubkan?
Bagaimana seekor serangga mungil yang tak memiliki kecerdasan atau sarana
berpikir mampu bertugas sebagai pencari makanan? Bagaimana ia dapat berpikir
untuk mencari sumber makanan dan kemudian memberitahukannya kepada rekan-rekan
sesarangnya? Bahkan jika ia dianggap mampu memikirkannya, bagaimana ia dapat
menciptakan tarian untuk memberitahu yang lain tentang lokasi dan jarak sumber
makanan? Bagaimana lebah-lebah dalam sarang mampu memahami arti gerakan dan
getaran rumit dari lebah-lebah pemandu ?
Teori Evolusi Darwin yang mengklaim bahwa kehidupan di
bumi terjadi secara kebetulan, tak mampu menjawab beragam pertanyaan ini.
Segala keahlian khusus lebah ini menunjukkan bahwa Penciptanya telah memberikan
semua sifat ini kepada mereka.
Allah menciptakan, dan
mengilhami mereka untuk melakukan pekerjaan mereka. Fakta ini dinyatakan dalam
Alquran: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibikin manusia.
Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda kebesaran Tuhan, bagi orang-orang yang memikirkan. (QS.
An-Nahl, 16: 68-69)
Nah keren banget kan
hewan satu ini! So.. semakin terbukti aja kebesaran Allah di alam semesta.
Makhluknya aja bisa sehebat itu, gimana sama Al-Khaliknya ?bener gak ?. nah
sekarang tinggal kita sebagai makhluk Allah, harus banyak2 bersyukur atas
nikmatnya dan semakin mengencengkan ibadah kepadanya.. OK! Belajarlah dari alam
dan kau akan menemukan keajaiban!
“Find your Miracle in Nature” Sayf attaqiya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar