Tifa at-Taqiya ...

Write your dream on the paper with a pencil hope, and let Allah erases some part to change with great story..

Senin, 27 Januari 2014

Menunggu

  
“ Y memang cuma itu. Cuma pertemanan yang diikat oleh satu pemikiran yang benar2 kuat ...”. seorang senior menasihatiku . Aku mengangguk mengiyakan.

6 bulan sudah, hidup dilingkungan yang baru. Berinteraksi dengan orang-orang yang baru. Latar belakang yang baru, pemahaman yang baru serta pemikiran yang berbeda-beda. Sudah 6 bulan, pula aku merasakan ada yang aneh ketika aku berinteraksi. Bukan aneh, tapi perasaan yang sepertinya hilang .

Akhir-akhir ini intinya aku menyadari sesuatu. Bahwa persahabatan sejati, hanya akan didapat ketika kita memilikan satu pemikiran dan perasaan yang sama. Ketika keinginan kita sama2 ingin ditundukan pada hal yang sama. Ketika aqidah menjadi landasan dan menutupi semua ego yang lahir disana.  Ketika itu semua terwujud dalam persahabatan kita, maka  kamu akan merasakan sebuah ikatan irasional yang kadang tak sampai akal untuk terjadi.

Rabu, 15 Januari 2014

Eliminasi Pembaca

" Tulisan itu akan mengeliminasi pembaca tif.. "

ketika denger kata-kata itu, aku terhenyak .. lalu sang teteh mengulangi " Iya... konten tulisan itu akan mengeliminasi pembaca ..."

Ketika kita menulis tentu kita mengharapkan banyaknya reader yang membaca karya kita. entah apa itu tulisannya. Bahkan status di FB , atau twitter sekalipun . Salah satu alasan menulis dan memajangnya pasti karena ingin dilihat . Meskipun alasan itu ditambah dengan "embel2" lain... entah itu karena Allah, ataupun yang lain.  Nah yang pasti ingin dibaca.

Minggu, 05 Januari 2014

Nasihat untuk 'kita'

PENGEMBAN DAKWAH SEJATI **Nasihat bagi mereka para hamilud dakwah ideologis**

 Inspirasi dari Syaikh Mahmud Abdul Latif Uwaidhah

 SIAPAPUN yang berkeinginan untuk melakukan aktivitas dakwah sebagaimana yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, maka ia harus terlebih dahulu menjadikan dirinya sebagai teladan dalam hal keutamaan, kemuliaan dan kebaikan. Islam harus tercermin di dalam dirinya; baik menyangkut berbagai pemikiran, hukum, maupun sifat-sifat dan akhlak yang baik dan utama. 
 
Jika Islam belum tercermin dalam dirinya, ia belum layak untuk mengemban dakwah. Kalaupun ia berusaha untuk melakukannya, jelas ia tidak akan pernah berhasil; kebaikan juga tidak akan pernah terwujud melalui tangannya. Seorang aktivis dakwah sudah semestinya memahami bahwa apabila ia tidak mempersiapkan dirinya agar islam terintegrasi di dalam dirinya, baik dalam berbagai pemikiran, hukum, maupun sifat-sifat islami yang harus dimilikinya, berarti ia belum memenuhi kualifikasi untuk mengemban dakwah. Bahkan, ia tidak akan pernah menjadi seorang aktivis dakwah, meskipun ia telah berusaha ataupun mengklaim diri sebagai aktivis dakwah.

Nafaits Tsamarat #1

1.  Dua Tetes dan Dua Bekas yang Paling Dicintai Allah

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetes dan dua bekas. Setetes air mata yang menetes karena takut kepada Allah, dan setetes darah yang tumpah di jalan Allah. Adapun yang dua bekas, maka yaitu bekas-di antaranya adalah bekas jihad-di jalan Allah, dan bekas dari melakukan kewajiban di antara kewajiban-kewajiban dari Allah.” (HR. Tirmidzi). Abdullah bin Umar, semoga Allah senantiasa meridhai keduanya berkata: “Sungguh aku meneteskan air mata karena takut kepada Allah itu lebih aku cintai daripada aku bersedekah seribu dinar.” (HR. Baihaqi dalam Sya’bul Iman)

2. Kebencian Allah Pada Hamba yang Sibuk dengan Perkara yang Tiada Guna