Tifa at-Taqiya ...

Write your dream on the paper with a pencil hope, and let Allah erases some part to change with great story..

Minggu, 05 Januari 2014

Nasihat untuk 'kita'

PENGEMBAN DAKWAH SEJATI **Nasihat bagi mereka para hamilud dakwah ideologis**

 Inspirasi dari Syaikh Mahmud Abdul Latif Uwaidhah

 SIAPAPUN yang berkeinginan untuk melakukan aktivitas dakwah sebagaimana yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, maka ia harus terlebih dahulu menjadikan dirinya sebagai teladan dalam hal keutamaan, kemuliaan dan kebaikan. Islam harus tercermin di dalam dirinya; baik menyangkut berbagai pemikiran, hukum, maupun sifat-sifat dan akhlak yang baik dan utama. 
 
Jika Islam belum tercermin dalam dirinya, ia belum layak untuk mengemban dakwah. Kalaupun ia berusaha untuk melakukannya, jelas ia tidak akan pernah berhasil; kebaikan juga tidak akan pernah terwujud melalui tangannya. Seorang aktivis dakwah sudah semestinya memahami bahwa apabila ia tidak mempersiapkan dirinya agar islam terintegrasi di dalam dirinya, baik dalam berbagai pemikiran, hukum, maupun sifat-sifat islami yang harus dimilikinya, berarti ia belum memenuhi kualifikasi untuk mengemban dakwah. Bahkan, ia tidak akan pernah menjadi seorang aktivis dakwah, meskipun ia telah berusaha ataupun mengklaim diri sebagai aktivis dakwah.


 Berdakwah adalah aktivitas yang paling mulai yang dilakukan oleh seorang manusia. Dakwah adalah sandaran terbesar bagi berbagai kebaikan serta bagi diperolehnya berbagai derajat dan kedudukan yang mulia. Semua ini tidak pantas diperuntukkan bagi orang-orang yang ingin mendapatkannya dengan usaha yang mudah, pengorbanan yang sedikit, dan aman (tanpa mengalami hambatan dan gangguan). Sebab, aktivis dakwah tidak serta-merta identik dengan pengisi acara di majlis-majlis, hingga ketika ada senjata digerak-gerakkan dihadapannya atau ketika ia mendengar adanya ancaman, ia mundur dan menarik diri kebelakang. Ia menyangka dakwah ini seperti sebuah permainan sekedar untuk mengisi waktu luang, dan wahana untuk menunjukkan keahlian/kepiawaian.

 Setiap aktivis dakwah wajib merepresentasikan dan mewujudkan islam dalam dirinya; baik dalam ucapannya, prilakunya, maupun sifat-sifatnya. Apabila islam tidak tercermin dan terwujud dalam ucapan, perilaku, dan sifat-sifatnya, ia tidak bisa disebut sebagai seorang aktivis dakwah; ia hanyalah seorang muslim kebanyakan. Seorang aktivis dakwah idealnya adalah cermin/representasi islam satu-satunya yang real ketika Daulah Islam yang merupakan cermin/representasi islam yang paling besar, tidak ada. Karena itu, seorang aktivis dakwah ketika berkata wajib hanya mngucapkan pemikiran atau hukum-hukum islam saja atau yang tidak bertentangan dengan islam; ketika berperilaku wajib melakukan hal-hal yang sesuai dengan islam semata. Disamping itu, ia wajib mensifati dirinya hanya dengan sifat-sifat yang islami dan akhlak-akhlak yang terpuji. Seorang tidak pantas disebut aktivis dakwah jika ia tidak memiliki salah satu saja dari ketiga aspek –ucapan, perilaku dan sifat-sifat- di atas # ===== oleh Mahliyan Furqoni Terinspirasi dari kitab “Hamilud Dakwah Wajibatu wa Shifat” karya Syaikh Mahmud Abd. Latif Uwaidhah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar