Tifa at-Taqiya ...

Write your dream on the paper with a pencil hope, and let Allah erases some part to change with great story..

Minggu, 23 Desember 2012

Just go ahead !

it's been long time not writing in here. Yehhh..

Lama gak nongol dengan berbagai alasan akhirnya muncul juga dengan satu alasan yaitu I LOVE writing!

Baru-baru aja, saya membuka email ternyata banyak banget email yang masuk salah satunya dari teman yang setia memberikan saya nasihat. Disitu ia berbicara tentang DREAM, yaah kata-kata yang paling saya sukai. Ada lagi kata-kata yang disebut yaitu Talent or bakat. Ngomongin hal itu, ternyata hal itu punya relasi yang kuat satu sama lain. Untuk mencapai mimpi, terkadang... bukan bahkan harus menggunakan semaksimal mungkin usaha dan bakat yang kita punya . But, not everybody reach it with that way!.

Allah dengan segala keadilan dan kemahapengasihannya telah menciptakan manusia dengan kelebihannya masing-masing. Ada yang mampu menulis dengan baik, menyanyi, bersosialisasi, tertarik Ilmu pengetahuan dll. But , sayangnya tidak semua manusia menyadari hal itu. Manusia terkadang fokus dengan perkataan orang dan masalah didepannya tanpa melihat siapa dirinya sebenarnya. Padahal kalo bukan kita yang menghargai diri kita sendiri siapa lagi ? betul gak?.

Sempet dalam waktu yang lama saya terjebak dalam permasalahan semacam ini. yaitu tidak bisa menghargai diri sndiri. Saya terlalu silau melihat kehebatan orang lain, hingga minder dan tak percaya diri. Saya terlalu menyalahkan lingkungan yang tidak mendukung dari pada menyuruh diri saya bangkit melawan kondisi itu.Padahal banyk rumus -rumus kehidupan yang telah tertera dalam Al-qur'an dan As-sunnah. Namun saya juga tidak bisa melihat itu. Dan akhirnya ? yaa. Saya terjebak dalam lingkaran waktu, dan selama itu saya menghabiskan waktu dengan percuma tanpa menghasilkan apa-apa. hanya mengeluh dan merenung.. Rugi.

Intinya terkadang orang-orang terhalang pikirannya sendiri untuk mengembangkan dirinya. Orang pertama adalah yang menyangkal dirinya memiliki kemampuan. "Ah, saya tidak punya kemampuan apa-apa sangkalnya. Ia merasa tidak perlu berbuat sesuatu atau berkontribusi bagi orang lain atau kehidupan umat manusia.

Orang kedua suka menunda-nunda. "Saya memang punya potensi. Tapi, tidak sekarang mengembangkannya. Mungkin besok, lusa atau nanti sajalah" begitu alasannya.

Orang ketiga adalah yang merasatakut. "Sebetulnya saya ingin mengembangkan kemampuan saya. Tapi takut gagal, daripada saya ditertawakan orang, lebih baik saya diam saja, bukankah lebih aman?" itu selalu yang dikatakannya.

Orang keempat tidak mau bertanggung jawab. Dia selalu berdalih bahwa orang lain atau keadaanlah yang
salah. "Bagaimana saya dapat mengembangkan kemampuan saya kalau orang di sekitar saya dan keadaan tidak mendukung" katanya menyalahkan keadaan.

So, which one? yang mana yang termasuk kita?. Semoga sih enggak. Yupp.. menjadi pengemban dakwah bukanlah harus sekedar pintar dan penuh semangat. Namun juga bagaimna ia dapat menyelesaikan permasalahan kecil sperti ini. Kalo permasalahan dalam diri sendiri aja gak bisa dihadapi, gimana permasalahan umat. Bener gak ? .
So, let's upgrade our self because Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar