Tifa at-Taqiya ...

Write your dream on the paper with a pencil hope, and let Allah erases some part to change with great story..

Senin, 21 Maret 2016

Peran Allah yang Nyata

Saya teringat dengan salah satu pesan di media sosial yang saya dapat. Kalo tidak salah dari guru saya.
 “ Jika kamu tergerak untuk bermimpi sesuatu tandanya Allah sudah menyiapkan jawaban atas mimpimu”. Seketika saya pun bangkit entah kenapa hormone adrenalin meningkat dan endorphin dihasilkan dari sel-sel tubuh. Menstimulasi rasa bahagia dalam diri saya dan semangat optimis menggapai apa yang saya inginkan. Beberapa minggu kemudian saya merasa Allah memang menjawab berbagai impian saya. Bukan dengan mewujudkannya, namun memberikan saya peluang untuk mewujudkannya.

Sebagai contoh, saya ingin sekali menjadi penulis. Ya, ingin sekali. Meski saya terkadang harus bertanya ulang, benarkah demikian. Karena kesungguhan saya menuju sana masih ‘anget-anget tai kotok’ alias semangat jika diingatkan namun lalai jika sudah ada kesibukan lain. Nah singkat cerita , Allah tak sengaja memperlihatkan saya oprec contributor sebuah media online Islam. Saya pun coba untuk ikut Alhamdulillah, dan  sangat tak terduga di tulisan pertama itu, tulisan saya dimandatkan sebagai tulisan terbaik. Padahal saat menulis saya benar-benar tidak yakin apakah lolos sebagai contributor, karena konten tulisan saya yang agak keras dan menohok. Dan luar biasa, setelah bergabung dengan tim saya banyak mendapatkan ilmu terkait tulis menulis. Dan khususnya mengetahui apa kelemahan tulisan saya. Masya Allah.. luar biasa Allah yang membuat scenario hebat. Memang Allah tak membuat saya langsung menjadi penulis. Namun scenario Allah yang membuat dengan mempertemukan saya dengan orang-orang hebat.

Terima Kasih

Sudah 5 tahun memendam rasa ini. Entah harus seperti apa. Tapi yang pasti terima kasih banyak sudah menginspirasi saya begitu banyak hal. Membuat saya terpacu untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Anda yang memotivasi saya menjadi wanita yang lebih feminim, wanita yang cerdas, wanita yang tidak emosioal , wanita yang berprestasi. Meski saya belum menjadi demikian.

Sabtu, 27 Februari 2016

Belajar dari Semangat Para Penjajah


Pernah merasakan sebuah kefuturan ? Galau. Bimbang. Malas bergerak. Nampaknya kita benar-benar harus duduk di perpustakaan, membuka buku sejarah dan merenungi peradaban yang saat ini sedang terbalil.  Tercatat dalam sejarah bahwa Khilafah Islamiyah runtuh pada tahun 1924 yang lalu. Namun perlu kita catat, apakah itu terjadi begitu saja ? Rupanya  tidak. Dan bisa bayangkan bagaimana sebuah raksasa serta negara adidaya yang luasnya meliputi 2/3 dunia itu runtuh.. tentu bukan terjadi begitu saja. Bukan juga hanya dalam waktu 1 bulan dua bulan oleh seorang Mustafa Kemal untuk meruntuhkannya. Semua itu bermula bahkan sebelum perang salib. Di perang salib pun, sering kali kaum kafir mengalami kegagalan. Karena semangat jihad dan rasa tak takut mati yang dimiliki oleh tentara kaum musmilin. Bahkan semangat seperti ini tak pernah ada di sejarah peradaban manapun kecuali dalam tentara Islam. Walhasil mereka pun mulai membuat strategi perang baru yaitu dengan perang pemikiran. Perang fisik pun perlahan ditinggalkan dan mereka bergerilya menyebarkan paham-paham barat di tubuh kaum muslimin yang masih bersatu dalam kekhilafahan saat itu. Akhirnya, satu-persatu ikatan Islam dan kecintaan kaum Muslimin akan Islam lepas. Barulah eksekusinya terjadi pada 3 Maret 1924 di Turki.

Ini berarti upaya penghancuran sang raksasa ini sudah berjalan selama lebih dari 900 tahun dan baru runtuh pada 1924. Upaya yang keras dan ambisius bukan ? Jangan salah, untuk menghancurkan kekhilafahan mereka membutuhkan waktu yang lama dan strategi yang sangat apik. Dan mereka luar biasa sangat sabar.

Rabu, 20 Januari 2016

Dunia hanya permainan

Liburan dirumah sejujurnya sangatlah membosankan. Hanya diam saja, paling banter mengerjakan pekerjaan rumah dan menonton TV. Sesekali menulis dan membaca buku. Untuk membunuh kebosanan, saya pun membuka handphone barangkali ada yang bisa diajak chatting. Tertujulah saya dengan salah satu kontak . Yaitu guru saya SMA. Beliau adalah salah satu guru inspiratif saya sekaligus orang yang bisa meramal saya kiranya. And she know me so well. Saya pun menanyakan bagaimana keberangkatannya besok. Ya, karena beliau besok akan ke Australia. For what ? Untuk menyusul suaminya. Karena suaminya berada di Australia dan sedang melanjutkan sekolah disana. Kami berbincang tak banyak namun isinya yang penuh makna.

Kamis, 14 Januari 2016

Labuan Pemimpi

Disetiap Labuan pemimpi pasti akan ada pengungsi yang menumpang

Saya tidak tahu apakah kalimat itu bisa merepresentasikan apa yang ingin saya share kali ini.
Seorang muslim sejati. Ya, hidupnya bukanlah seperti air mengalir disungai yang menunggu sampai di muara dan bertemu lautan. Tidak. Hidup seorang muslim itu adalah seperti seorang pengembara. Ia tidak terlena dengan perjalanan namun tidak pula sekedarnya dalam melewati suatu daerah. Pengembara ini berbeda dengan pengembara biasa. Disetiap wilayah yang ia lewati ia akan mengambil banyak hikmah tersirat, serta menjadikanya pelajaran besar di Labuan selanjutnya.

Inilah kita yang mengaku sebagai seorang muslim. Meski kita tahu bahwa simpangan terakhir adalah akhirat. Namun tetap saja kita memiliki kendali akan cerita perjalanan seperti apa yang hendak kita ajukan kepada Sang Rabb. Untuk itulah kita butuh mimpi. Sebuah rencana besar perjalanan seperti apa yang akan kita lakukan. Bermimpi itu sangatlah mudah kawan. Sangat mudah. Bagaimana tidak ? Kau hanya perlu mengarang seperti apa kau dimasa depan dan tentukan langkahmu menuju kesana . Mudah bukan ?

Jumat, 04 Desember 2015

Dimana letak cinta kita ?

Suatu hari saya buka-buka beranda facebook lalu melihat salah seorang memposting sebuah gambar. Intinya menanyakan seberapa cinta kamu dengan dunia ? Lalu dibawahnya ada tulisan ayat. “ Berapa lamakah kamu hidup didunia ?”

Deg. Hati saya langsung tertegun. Kadang kita lupa, dengan segala kesibukan. Punya target ini , target itu. Mau ini , mau itu. Lomba ini, lomba itu. Akhirnya lupa bahwa semua itu akan berakhir tatkala kematian menyapa. Seringkali hati ini kotor, menganggap bahwa karena saya adalah orang yang mengikrarkan diri sebagai pengemban dakwah, maka Allah pastinya akan memasukan diri ini kedalam syurga. Ehh kata siapa ? Bahkan seorang ulama besar pun belum tentu masuk syurga. Apalagi kita ? Yang kadang tidak melakukan apa yang kita ucapkan. Berkoar sana sini tentang islam , tapi hanya islami diluar rumah. Bertutur kata yang baik di kampus, namun saat dikosan ghibah menjadi pembicaraan sehari-hari.

Jumat, 26 Juni 2015

Berfikir Skala Besar

Beberapa minggu yang lalu , tepatnya hampir sebulan sih sebetulnya , saya mengikuti agenda monev PKM yang diselenggarakan oleh dikti. Apaan monev? Jadi monev itu singkatan dari Monitoring dan Evaluasi. Kalo misalnya PKM ( Proposal Kegiatan Mahasiswa) kita di danai , nah akan ada monev untuk mengecek sejauh mana progres kegiatan kita .  Di agenda tersebut, kita dibagi-bagi perkelas untuk mempresentasikan di depan penguji terkait dengan kegiatan kita. Nah karena presentasinya itu gak cuma di depan penguji tapi juga peserta lain, kita yang belum maju  jadi bisa liat apa aja kegiatan yang diajukan oleh kelompok lain.

Yang akan menjadi pembahasan saya disini adalah bukan tentang mekanisme monev itu sendiri.  Tapi tentang kekaguman saya yang luar biasa dengan pemuda negeri ini. Di monev kemarin, saya benar-benar terkagum kagum dengan  mereka. Bayangkan di bandung saja.. ada sekitar lebih dari 200 tim dengan gagasan yang berbeda-beda.  Dan gagasan ini bukan sekedar gagasan biasa lho, tapi gagasan yang memang dibuat untuk kemudian memudahkan negeri ini dalam menyelesaikan masalahnya.  Ada yang membuat sistem input database kurikulum 2013,  terus ada yang buat sumber energi baru dari limbah, bikin edible film dari limbah dsb. Baik itu gagasan terkait dengan masalah sosial, maupun iptek.