“ Y memang cuma itu. Cuma pertemanan yang diikat oleh satu
pemikiran yang benar2 kuat ...”. seorang senior menasihatiku . Aku mengangguk mengiyakan.
Akhir-akhir ini intinya aku menyadari sesuatu. Bahwa persahabatan
sejati, hanya akan didapat ketika kita memilikan satu pemikiran dan perasaan
yang sama. Ketika keinginan kita sama2 ingin ditundukan pada hal yang sama.
Ketika aqidah menjadi landasan dan menutupi semua ego yang lahir disana. Ketika itu semua terwujud dalam persahabatan
kita, maka kamu akan merasakan sebuah
ikatan irasional yang kadang tak sampai akal untuk terjadi.