Tifa at-Taqiya ...

Write your dream on the paper with a pencil hope, and let Allah erases some part to change with great story..

Minggu, 25 Januari 2015

Karena Pemikiran

Alkisah hiduplah 2 orang anak perempuan.  Sebut saja mawar dan melati. Mereka berdua bersahabat sangat erat. Mereka pun umurnya sepantaran. Seringkal waktu libur mereka habiskan untuk bermain bersama.  Namun , tempat tinggal mereka berbeda.  Sekolah mereka berbeda.  Namun kecerdasan mereka boleh dibilang sama. Mereka sama-sama termasuk yang pintar di kelas. Hampir setiap kenaikan kelas, masing-masing dari mereka menanyakan ranking satu sama lain. Mereka pun tak jarang belajar bersama, saling menginap dan sebagainya. Mawar sewaktu kecil boleh dibilang pribadi yang luar biasa. Pengertian dengan orang tua, selalu membantu orang tua, hafal al-qur’an, bahkan sejak sd dia sudah berani memakai jilbab ( gamis). Berbeda dengan melati , meski ia juga pintar dan cerdas namun ia pemberontak ulung, sangat malas untuk membantu orang tua, saat bermain pun hanya memakai kerudung  boro2 memakai jilbab. Tak jarang ia hanya memakai kerudung ditambah daster pendeknya se paha .Aneh bukan ? entahlah.  Bahkan ibunya  pun sangat sulit untuk mengatur melati.


Tebak apa yang terjadi saat mereka dewasa... ? Semua berubah 180 derajat. Mawar yang dulu sejak SD sudah memakai jilbab, kini jilbabnya ia tanggalkan. Bahkan kakinya kini nampak tak berbalut kain. Pikirannya hanya tertuju pada sekolah , sekolah, sekolah serta prestasi akademik. Beasiswa, uang dan beasiswa.. mungkin itulah yang ia pikirkan. Ketika diajan untuk berdakwah pun ia enggan. Padahal , sewaktu kecil mawar dan melati adalah sepasang sahabat yang sangat giar mengkaji islam. Tak peduli berapa orang yang datang di pengajian tersebut, seberapa jauh tempatnya , sebarat apapun materinya mereka jabani. Terlebih mawar sangatlah menonjol berkat kesholihannya. Lalu melati ? Meski ia merupakan anak yang sangat susah diatur, pembangkang, nakal dsb, namun ia tumbuh sebagai sosok yang berbeda. Ia memutuskan untuk menjadikan islam sebagai tujuanya.  Hal ini terjadi menjelang mereka dewasa,  akal mereka memutuskan hal yang berbeda.  Dan mereka memutuskan untuk memilih jalan hidup yang berbeda., semata karena pemikiran. Ya pemikiran.

Saat mereka menjelang dewasa rupanya ada perbedaan proses yang mawar dan melati alami. Mawar masuk ke sekolah yang sangat study oriented, sedang melati masuk pada sekolah yang bisa dikatakan kondusif akan islam. Tentu saja seiring berjalannya waktu, asupan pemahaman lah yang akhirnya membuat mereka membuat keputusan yang berbeda.  Lantas kenapa mawar berubah padahal saat kecil ia merupakan anak yang sangat baik ? Ya.. sebab saat kecil mungkin sikap baik itu ada bukan karena pemikiran namun karena yang lain.. bisa jadi pujian, dorongan perasaan saja atau yang lain. Sedangkan saat dewasa.. karena tidak diberikan pemahaman islam serta mawar pun lebih memilih akademik daripada sekedar meluangkan untuk mengkaji Islam.  Jadilah keputusan mawar dan melati berbeda. Pun jg melati yang dulunya bandel, mengapa bisa berubah ? Sebab saat dewasa.. ia diberi asupan pemikiran Islam serta mejadikanya sebagai pemahamannya yang diaktualisasikan dalam drinya.  Bandel saat kecil pun itu bukan berdasarkan pemikiran melainkan sekedar baawaan naluri dan perasaan.

Dari sini banyak yang bisa diambil. Bahwasannya  perubahan perilaku hanya bisa terjadi saat pemikiran diubah. Bukan semata-mata  baiknya orang itu karena bawaanya sejak lahir begitu. Oleh karena itu kebaikan atau keshalihan yang muncul bukan karena pemikiran melainkan yang lain seperti perasaan ataupun lingkungan, itu semua hanya bertahan sementara.  Sementara sikap yang didasarkan karena pemikiran , baik itu kebenaran maupun keburukan tentunya akan bertahan lama dan sangat konsisten. Maka jika ingin mengubah orang lain, masyarakat bahkan negara.. ubahlah pemikiran yang bercokol didalamnya. Pengondisian hanya akan bertahan sebentar dan tidak akan membuat sebuah pemahaman.  Just it story i shared to you. Pstt... this story above is true story..! ^.^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar