Tifa at-Taqiya ...

Write your dream on the paper with a pencil hope, and let Allah erases some part to change with great story..

Senin, 15 Juni 2015

Sebuah peradaban yang gagal

Sebuah buku usang di rak buku , yang sudah di timbun oleh serbuk-serbuk kayu hasil rayap akhirnya saya coba untuk baca. Sebenarnya ini buku sudah cukup lama saya beli, sekitar satu tahun yang lalu. Tapi entah mengapa rasanya lebih tertarik membaca buku kuliah di banding buku itu.. padahal ternyata isinya.. subhanallah..

Buku tersebut terdiri dari banyak bab, salah satunya tentang peradaban yang gagal.  Sekilas saya malas membaca.. ya paling itu itu saja yang dibahas, pikir saya . Paling-paling data, atau apalah. Tapi rupanya ada statement, lebih tepatnya paradoks yang sangat menarik, dan cukup bisa dipakai oleh kita untuk menggambarkan bahwa peradaban hari ini yang telah manusia buat memang benar-benar buruk dan sangat aneh jika masih dipertahankan.

Lihat saja paradoks berikut. 

Manusia memiliki segudang ilmu ekonomi, tapi mengalami krisis ekonomi, krisis moneter, kemiskinan, kelaparan dan kesenjangan ekonomi.

Manusia memiliki segudang ilmu politik, tapi politik menjadi sesuatu  yang paling kotor dalam pandangan banyak orang. Para politisi oportunis mudah dilihat, janji palsu menjadi bagian kampanye, pemilu berbiaya mahal, keserakahan menjadi budaya politisi, dan rakyat tidak dilayani dengan layak.


Manusia memiliki segudang ilmu sosial tapi masalah sosial semakin akut dan kronis. Diantaranya manusia akrab dengan narkoba, pergaulan bebas, kerusuhan, kekerasan dalam rumah tangga, human  trafficking, dan lain lain. 

Manusia memiliki segudang ilmu hukum , tapi juga akrab dengan kebobrokan aparat hukum, kriminalitas, jual beli hukum dan lain lain. 

Manusia akrab dengan ilmu lingkungan tapi juga akrab dengan kerusakan lahan, banjir, penggundulan hutan, erosi, limbah industry, tailing dan global warming. 

Manusia memiliki segudang ilmu tentang pendidikan , tapi harus memproduksi manusia hedonis, materialis, pengangguran , miskin,nilai, teralienasi, serakah dan lain –lain. 

Manusia memiliki segudang ilmu kesehatan tapi berbagai bibit penyakit terus mengancam seperti HIV/Aids. Singkat kata, manusia telah  gagal menata peradaban walaupun memiliki modal ilmu dan teknologi “

Mengutuk dalam kegelapan ? Saya rasa tidak. Ini bukan tentang mengeluh dan berkomentar tentang keadaan semata. Tapi memang akhirnya membuka mata dan mengajak kita kembali berfikir. Inikah dunia yang layak kita tempati ? Tak sadarkah kita sedang menempati sebuah dunia yang salah dan tak seimbang. Sebuah  kenyataan pahit dimana  manusia dengan segala kecerdasan dan teknologinya rupanya tak mampu untuk membangun peradaban terbaik.

Ini seharusnya mampu menjadi muhasabah tersendiri bagi kita , tatkala Allah telah memperingatkan kita dalam firmanNya.

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. ( Al A’raf: 96)

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. ( An-nisa 40)


Allah adalah sang pengatur alam semesta dan seisinya, lantas mengapa kemudian kita melakukan penelitian berbulan bulan, percobaan bertahun-tahun. Hanya untuk mencari tahu bagaimana mengatur perekonomian sebuah negera, bagaimana menjadikan seorang manusia menajdi pribadi terbaik, hukuman terbaik apa bagi para penjahat dsb. Padahal dalam Al-Qur’an telah jelas difirmankan oleh Allah. Sungguh Allah adalah sebaik-baiknya pengatur.

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. ( Ar-Rad : 2)

Demi Rabbmu, sekali-kali mereka tidaklah beriman, sampai mereka menjadikanmu -Muhammad- sebagai hakim/pemutus perkara dalam segala permasalahan yang diperselisihkan diantara mereka, kemudian mereka tidak mendapati rasa sempit di dalam diri mereka, dan mereka pun pasrah dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisaa’: 65)

Ini bukan berarti manusia kemudian menjadi primitif dan tidak berkembang. Bukan itu. Manusia telah diciptakan oleh Allah dengan segala fitrahnya tentu  mengamini adanya perkembangan gaya hidup.Dan disini tugas manusia hanyalah berkembang namun tetap mengikuti rambu-rambu yang ada . Simple bukan.  Dan rambu-rambu itu ada semata unutk membatasi manusia dan mengatur agar manusia tetap berada pada fitrahnya dan kemudian terjadilah keteraturan.

Well, actually our life is simple. Sebaik-baiknya manusia berusaha mencoba mengatur hidup mereka sendiri tanpa akhirnya memasukan peran  Al-Khalik didalamnya..you will see.. that how it works. Uncontrolled,  Damaged and  there’s no justice. Because basicly human is not objective. They will always make rules with their own perception.  And absolutely, they don’t known what they really are. So, Just Allah knows them well, and just Allah who has a right to make rule and control the human. #IndonesiamilikAllah #IndonesiaBelongingsToAllah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar