Namun, belakangan ini aku
baru saja mengalami rentetan kejadian yang mmbuat aku sedikit faham
tentang arti sebuah mimpi.
Kebanyak orang ketika dia bermimpi, ia membuatnya sesuai dengan keinginnnay. Kemudian lantas mengejarnya dan berusaha sekuat tenaga agar ia tercapai. Namun , kadang ada satu hal yang terlewat. Sebelum kamu bermimpi, mari tanyakan pada
diri kita sendiri. Kenapa kita bermimpi demikian ? Kenapa kita punya mimpi
seperti itu ? Apa tujuannya ? Apakah kita bermimpi untuk mendapatkan pujian
orang ? atau meraih prestasi diri ? atau hanya untuk kepuasan intelektual ? atau yang lain. Atau kah memang mimpi itu kita semaikan semata untuk menjadi jembatan menuju keridhoan
Allah. Sebagai contoh, misalnya kita
ingin sekali suatu hari kelak menjadi orator dalam suatu / event besar . Mari
kita tanyakan pada diri kita, untuk apa kita punya mimpi demikian ? Apakah agar
kita terlihat hebat ? Apakah karena ingin mengejar prestasi atau target pribadi
? ataukah semata karena ingin melalui lisan kitalah orang-orang tersadarkan
akan Islam ? Nah.. kurang lebih gitu.Tifa at-Taqiya ...
Write your dream on the paper with a pencil hope, and let Allah erases some part to change with great story..
Jumat, 27 Maret 2015
Bermimpi karena Allah
Sabtu, 14 Maret 2015
Disayangi buka Diumpati
Kali ini aku sekedar mau share tentang fenomena yang emang
miris banget. Ceritanya aku n temen aku
ngerjain pekerjaan lab.. terus kita ngobrol2. Sampainya obrolan kita tentang
SPAI ( seminar pendidikan agama islam)
yang bakal kita kontrak semester 6 nanti. Dia nanya “ tif.. kalo SPAI
ada mentoringnya ga ? “ Aku jawab “
enggak..” . Trus kata dia “
Alhamdulillah “. “ Lhaaa kok alhamudillah ? “. “ gak mau aah.. soalnya kalo mentoring
takuttt “.
“ Lha naha ? aku ah malah suka kalo mentoring “
“ gak ah takut ekstrim gitu “
“ emang tetehnya ngomong apa ?”
“ enggak sih.. statusnya di fb kayaknya yang fanatik gitu “
“ Sebetulnya ga da yang fanatik sii kalo kata aku mah.. da
emang harusnya gitu kan yaa ? ya mungkin penyampaiannya kali yaa yang salah.
Aku juga dulu sempet takut kok. tapi klo ngerti gak papa kok.”
( PERISTIWA SATU)
Begundal
Lihatlah para begundal itu, ingin ku hajar satu satu
Menyeruput kopi di pagi hari, hah kau fikir ini sarapan pagi
?
Dasar bodoh, kau terjebak pada ilusi nista dan keji
Kau tebarkan sihir akan keimanan dan kebahagiaan sejati
Tapi rupanya , kesejahteraan itu tak pernah kami alami
ooohh.. para teroris jalanan !
Aku tahu bagaimana tingkahmu yang sok lugu
Dengan modus sana sini, kau curi uang kami
Dengan seribu alasan , kau jual negeri kami
Bahkan kini tanpa malu, kau taruhkan negeri kami demi perut
besarmu.. sialan!
Pernah melihat singa mengamuk ? Cakar kami lebih tajam dari
singa
Gigitan kami akan langsung membunuhmu
Tenang saja, sebentar lagi kematianmu akan datang jalang
Tinggal mau kau percepat , atau segera kau tebus dosa-dosa
mu.
Langganan:
Postingan (Atom)