Suatu hari ,
sebut saja mawar. Melakukan aktifitas rutinnya untuk bertemu dengan seorang
teteh yang selama ini mengajarkannya ilmu Islam. Disitu dia ebrcerita tentang
banyak hal. Kemudian terceletuk dari sang teteh . “ mawar itu belum dewasa
....”. Deg,... Mawar tertegun. Bukan karena tersinggung.. tapi mencoba berfikir
apa itu dewasa.
“ Dewasa itu
ketika kita mampu menundukan segala sesuatu sesuai dengan hukum syara’.. baik
itu marah, senang , sedih, suka benci semua ditundukan dalam hukum syara’ “. Ya,
mawar tertegunn mengingat hingga hari ini dia belum mampu myalurkan marah atau
rasa tidak sukanya sesuai dengan huku syara’. Melakukan sesuatu kadang masih sesuai
dengan mood, memenangkan rasa malas dalam beberapa aktifitasnya. Mawar pun
kadang masih menyukai hal-hal yang belum tentu dibolehkan dalam syara’. Mawar kembali merenung “ sekian lama.. aku
mengkaji namun kedewasaan belum nampak.. “