Tifa at-Taqiya ...

Write your dream on the paper with a pencil hope, and let Allah erases some part to change with great story..

Jumat, 25 April 2014

Apa kabar partai politik hari ini ?

“Apa kabar partai politik hari ini ?”. Nampaknya kalimat itu pantas untuk dilayangkan ke para partai hari ini. Ditengah munculnya partai baru di Indonesia, serta masih eksisnya partai lama membuat tanda tanya besar di tengah masyarakat Indonesia. Apa peran parpol untuk Indonesia ? Mengingat 69 tahun sudah Indonesia merdeka, namun perubahan yang diinginkan pun tak kunjung datang.

Menurut Budiarjo (2003), partai politik memiliki 4 fungsi atau peran ditengah-tengah masyarakat. Apa saja itu ? Diantaranya ialah komunikasi politik, sarana rekrutment politk, sarana pengatur konflik dan Sosialisasi politik. Namun benarkah partai hari ini telah melaksanakan peranya ? Melihat kondisi di negeri ini serta efek muncul parpol –parpol, nampaknya peran ini belum dijalankan.

Partai politik yang kini nampak nyaris tak pernah terlihat melakukan aktifitas tersebut. Sebagai contoh komunikasi politik, seharusnya partai mampu menampung aspirasi rakyat kemudian disampaikan kepada pemerintah. Namun nyatanya ? apakah benar peraturan yang telah disahkan merupakan benar-benar hasil aspirasi rakyat ? nyatanya UU tersebut tidak berpihak pada rakyat. Tugas yang lain seperti sosialisasi politik, pun absen dari partai politik hari ini. kondisi ideal dimana partai politik menyebarkan visi dan misi partai serta melakukan edukasi politik ditengah-tengah masyarakat pun absen dilakukan. Begitu pun sarana pengelola konflik, tak pernah partai politik terlihat. Justru lembaga-lembaga non politis lah yang hadir.


Satu-satunya yang terlihat dari kinerja partai politik hari ini hanyalah rekruitment politik, dimana parpol mencari para kadernya untuk masuk dalam arena pemerintahan. Itu pun proses rekruitmen terkadang tak berdasar pada kesamaan ideologi dan kapabilitas. Calon anggota yang dinilai mampu mendulang suara yang tinggi itulah yang dipilih.

Inilah realita yang dihadapi kita saat ini. Buruknya kinerja partai politik saat ini tak lepas karena adanya kesalahan konsep akan berpolitik. Konsep berpolitik yang hanya bermakna kekuasaan dan legislasi  membuat partai hanya fokus pada bagaimana mendulang suara sebanyak-banyaknya bukan pengurusan pada umat. Maka tak heran, parpol saat ini hanya nampak pada saat pemilu saja. Selebihnya ? partai politik bungkam.

Hal ini tentu berbeda dan tidak akan terjadi jika kultur pandangan politik yang diciptakan semata-mata bahwa politik ialah mengurusi urusan umat.  Dalam Islam, keberadaan partai politik justru diwajibkan khususnya dalam daulah khilafah. Hal ini untuk memenuhi seruan Allah dalam Surat Ali Imran ayat 104. Dimana peran dari kelompok tersebut ialah menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Oleh karena itu, ideologi partai pun merupakan hal yang sangat penting.

Secara umum, aktivitas partai politik ini adalah dakwah, amar makruf dan nahi munkar. Namun, lebih spesifik, dalam konteks sistem pemerintahan, fungsi dan peranan partai politik ini adalah untuk melakukan check and balance. Bisa juga disebut fungsi dan peran muhasabah li al-hukkam (mengoreksi penguasa). Inilah fungsi dan peranan yang dimainkan oleh partai politik Islam ini dalam negara khilafah.

Selain itu, Partai politik pun memimpin umat, dan menjadi pengawas negara, karena partai ini juga bagian dari umat, atau representasi dari umat itu sendiri. Partai ini memimpin umat untuk menjalankan tugasnya, memprotes kebijakan negara, mengoreksi dan mengubahnya dengan lisan dan tindakan. Dimana, kepemimpinan berfikir partai lah yang menjadi referensi umat dalam memandang permasalahan. Serta senantiasa melakukan aktifitas penyadaran dan dakwah ditengah –tengah umat. Dan tentunya mengajukan solusi terbaik bagi permasalah umat. Bukan menyodorkan diri sebagai pemecah masalah. Padahal sejatinya permasalahan negeri lebih dari sekedar individu saja namun sampai taraf sistem.


Permasalahan muncul nya persepsi politik yang salah ditengah-tengah masyarakat khususnya partai politik tak lepas dari sistem demokrasi yang diterapkan dinegeri ini.  Sistem demokrasi yang ‘bolong’ dan cacat membuat 4 peran tersebut hanyalah konsep belaka dan mustahil untuk diterapkan. Walhasil, yang diperjuangkan pun hanyalah kepentingan partai bukan kepentingan rakyat. Oleh karena itu, mengingat sistemlah yang menjadi akar masalah. Sudah saatnya mengganti sistem demokrasi saat ini dengan sistem yang secara historis dan empiris mampu menciptakan kultur politik yang sehat dan menyejahterakan umat. Tiada lain ialah penerapan sistem islam secara sempurna dalam bingkai suatu negara.  Dengan begitu, kesejahteraan umat yang diharapkan pun akan segera terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar