“Despite
a smear campaign that includes allegations he is a CIA agent, polls
show that Yudhoyono's personal approval ratings. Asked who was their
second choice to become president should their candidate not win,
electors unanimously backed Yudhoyono.
A
career soldier, Yudhoyono and graduate of US military training
programmes at Fort Benning, Columbus (1976 & 1982) and the Command
and General Staff College at Fort Leavenworth, Texas (1991), Yudhoyono
has fond memories of the US.
Informasi
di atas dipaparkan Aljazeera, secara tegas menempatkan sosok Susilo
Bambang Yudhoyono sebagai presiden binaan Amerika. Tentu saja ini
bermula dari jejak SBY dalam lajur militer. Ia, seorang prajurit karir,
dan lulusan program pelatihan militer AS di Fort Benning, Columbus.
Jejak
rekam SBY ini dibongkar akun twitter @TrioMacan2000. Dalam
kicauannnya, Sabtu, (20/7) di jejaring sosial itu, ia membongkar siapa
sosok SBY dan menunjukkan beberapa bukti faktual tentang keterlibatannya
dalam missi rahasia Amerika Serikat.
Seperti
dilansir Aljazeera, SBY adalah agen Amerika yang sangat loyal bahkan
dengan bangga SBY berharap bisa menjadi bagian dari Amerika. Inilah
bukti keterlibatan SBY dalam aksi AS apapun di Indonesia, termasuk
pembiaran pangkalan militer dan penempatan pasukan AS di Darwin.
Kondisi
ini, diperoleh SBY dengan dukungan penuh Presiden George Bush pada SBY.
Fakta ini makin terkuak ketika koran terbitan Singapura, Business Times
edisi 10 April 2004. Koran itu mengutip sumber di pemerintahan Bush
yang menyatakan bahwa AS mendukung SBY untuk membentuk koalisi yang
tidak terkalahkan.
Di
mata Bush, SBY adalah sosok yang kredibel mendukung kebijakan Bush soal
perang melawan terorisme Islam. Koran The Asian Wall Street Journal
(AWSJ) juga menulis tajuk yang isinya senada. AWSJ menilai SBY sebagai
tokoh loyalis No. 1 AS.
Kembali
kepada Aljaeer, dalam situs Al http://Jazeera.Net , 4 Juli 2004,
terdapat profil SBY dengan tulisan Paul Dillon bahwa SBY adalah seorang
yang sangat pro AS.
Gambaran
itu semakin terang benderang, ketika Paul Rowland, pimpinan National
Democratic Institute for International Affairs (NDI) yangg selalu
membuat jajak pendapat memenangkan SBY. Rowland mengatakan bahwa SBY
"firm leader, but not an iron fist" (pemimpin yang tegas dan tidak
bertangan besi).
“Pujian
ini tentu berlebihan jika melihat sikap SBY yang peragu, cari aman dan
tak mampu mengambil keputusan. Sikap Washington sangat hangat terhadap
SBY terjadi sejak lama dan hal itu terbukti ketika ia melakukan
kunjungan kerja ke AS ,” begitu kicauan @TrioMacan2000.
Fakta lain
Pada
September 2003, kendati badai Isabel di ibukota AS, kunjungan kerja SBY
tetap jalan. Pertemuan para petinggi AS dgn SBY tetap dilakukan. Pada
kunjungan SBY ke AS tersebut, SBY mendapat perlakuan istimewa terutama
oleh Asosiasi Persahabatan AS-RI (USINDO Society).
Pada
Jumat, 19 September 2003, SBY disambut meriah. Para petinggi AS seperti
Menlu Powell, Wkl Menhan Wolfowitz dan Direktur FBI Robert S. Mueller.
Wolfowitz, arsitek penjajahan AS di Irak, mengajak seluruh hadirin
melakukan toast utk SBY. Capres RI dukungan dan loyalis AS sejati.
Ratusan
undangan tamu VIP dan VVIP AS berdiri bersulang dengan mengangkat gelas
berisi minuman beralkohol anggur dan sampanye. SBY tampak terharu
menerima penghormatan ini dengan anggukan kepala tanda terima kasih.
Hatinya berbunga2 penuh bahagia ... . "Saya berada di sini hari ini utk
menegaskan lg solidaritas Indonesia - USA dalam koalisi global melawan
terorisme Islam dunia,” tutur SBY
Seperti
kita tahu, komitmen pemerintahan Bush yang pro Israel, dilanjutkan
Obama terhadap SBY itu ternyata tak sebatas retorika belaka. Menurut
Senator Paul Findley, kedua organisasi ini merupakan dua organisasi lobi
Yahudi yang paling berpengaruh di Gedung Putih. Sumbangan dana seperti
ini memang diumumkan di AS sehingga sebagian mahasiswa Indonesia di
sana dengan mudah mendapatkan informasi.
Di
Jakarta, kini telah berdiri pula Indonesian-Israeli Public Affairs
Committee (IIPAC) yang dipimpin agen Mossad, Benjamin Ketang. Benjamin
Ketang adalah mantan aktivis PMII yang mendapatkan beasiwa ke Israel
atas jasa Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Dan Benjamin Ketang jadi WN
Israel. Padahal sebelumnya dia adalah WNI.
Kantor
IIPAC pimpinan agen Mossad, Benjamin Ketang yang sebelumnya di ITC
cempaka putih kini pindah ke Jl Sudirman. Mossad juga yang diduga
memberikan jaminan kepada SBY untuk membantu menangkan kembali PD di
pemilu dan Pilpres 2014.
“Kalau
besok akun twitter ini lenyap atau disuspend selama2nya, kami harap
Anda dapat mengerti siapa pelakunya,” celoteh @TrioMacan2000.
Apa
kompensasi yang diminta Mossad terhadap jaminan bantuan kemenangan PD
di pilpres dan pemilu 2014 itu ? Papua Merdeka ? PKS ? Islam ?
“Akankah
kita ucapkan selamat datang Papua Merdeka? Aceh Merdeka? Melayu Raya?
Semoga tidak. Semoga Allah melindungi NKRI. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin,”
ungkap akun yang penuh kontroversi mengakhiri celotehannya.
Pada
titik yang lain, Profesor Ilmu Politik Universitas Northwestern,
Jeffrey Winters mengatakan bahwa SBY Tak Bikin AS Pusing. Adalah fakta
bahwa Amerika Serikat dan negara-negara Barat menyukai SBY karena selama
berkuasa SBY tak pernah membuat pusing mereka dan memainkan agenda
barat dengan sangat baik.
.
“Saya
rasa AS dan negara Barat senang pada SBY justru karena dia mediocre.
Dia tidak membuat Amerika pusing dan dia itu good boy,” ujarnya kepada
wartawan. Sementara itu menurut beberapa sumber SBY dengan kebijakan
pencitraannya berusaha menampilkan kewarganegaraan dan rasa
nasionalismenya terhadap rakyat Indonesia. Padahal sangat bertolak
belakang dengan pernyataannya ketika Hal itu dikaitkan dengan SBY saat
bertandang ke Negeri Paman Sam pada 2004 lalu.
Sumber : www.globalmuslim.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar