Hai Haiii. Assalamualaikum. Good day ! May you
always be blessed by Allah SWT. In this time, I just wanna share something that
I’ve got several days ago. Have a nice
read!
My lovely pals, mungkin
pernah terlintas dalam pikiran kita benak seperti ini. “ perasaan islam itu
agama paling ribet deh... ini gak boleh itu ga boleh. ribet amat”.
Bahkan dulu jujur saya pernah mikir gini , tapi waktu
masi kecil sih. “ Ih islam tuh banyak
aturan banget sii.. harus pake kerudung,
sholatnya banyak , ini itu.. apa pindah agama aja kali yaa biar nyantai “. Hhha
itu pikiran nakal saya , terus mikir lagi. “ Tapi kalo nanti gue bangun dari kubur, tau tau
masuk neraka gimana ? dan ternyata yang bener agama Islam gimana dong ? ehh gak
jadi dah “.
Yup, saya yakin buat
orang Islam yang mikir tentang dirinya dan agamanya. Dia pasti pernah mikir
kayak gitu. Kenapa karena memang pada faktanya seperti itu. Jika dibandingkan
dengan keyakinan manapun kita yang berasa paling ribet, dan paling beda. paling
beda gimana ? Lihat saja, hanya Islam yang satu-satunya mengajarkan perang.
Yang lain ? Hmm.. setahu saya gak ada. Belum lagi ada hukuman di dunia kalo
kita bermaksiat. Misalnya, ada hukuman rajam bagi yang berzina, potong tangan
bagi yang mencuri. Hingga mungkin terbesit pemikiran begini, “ Islam kok serem
amat ya, apa-apa dihukum, ini itu gak boleh “. Dan masih pemikiran lainnya.
Tapi tahukah teman-teman
? Seiring berjalannya waktu , saya pun kemudian mengkaji Islam secara bertahap.
Perlahan-lahan saya mengetahui beberapa perkara dalam Islam. Dan akhirnya pemikiran
semacam itu pun memudar, dan bahkan tak pernah terbesit lagi. Aneh ya,
logikanya jika memang sebuah ajaran itu ribet, keras, intoleran dsb.. semakin
kita mengkajinya maka kita akan semakin melihat betapa keras dan ribetnya
ajaran itu. Bener ga ? Karena pengetahuan kita semakin banyak tentang ajaran
tersebut. Namun mengapa saya justru berfikir yang sebaliknya ? Malah, sekarang
saya berfikir bahwa Islam itu luar biasa dan sangat menghargai manusia, jauh
dari apa yang sering disebut orang-orang dengan kata-kata radikal, intoleran
dsb.
Mengapa demikian ? Saya
pun baru menemukan jawabannya, tatkala ada seseorang yang memberitahu saya kurang lebih begini. “ Agama dan kita ibarat
ikan di air. Di air yang dalam , seekor ikan akan bergerak bebas kesana kemari.
Namun di air yang dangkal serta sedikit, ia akan sulit bergerak bebas “
Apa maknanya ? Saya sih
memaknainya begini. Jika kita tidak mengetahui hakikat serta ilmu agama denga
dalam, maka kita akan sulit untuk bergerak dan merasa terkekang oleh persepsi
dan agama versi kita sendiri. Sebagai contoh, kalo ada yang ngerasa hukuman
potong tangan itu kejam, mungkin dia belum tahu secara lebih dalam hukuman
potong tangan dalam Islam itu seperti apa. Sekedar info, dalam Islam tidak
semua kasus pencurian itu di hukum dengan potong tangan lho. Misalnya , mencuri
buah-buahan tidak di potong tangan. Jika mencurinya karena kelaparan dan untuk
memenuhi kebutuhan pokok, itu pun tidak di hukum, sebab itu salahnya negara.
Justru negaralah yang berdosa.
Dan dalam
Islam , negara itu sangatlah wajib untuk memastikan setiap individu tela
tercukupi kebutuhan pokoknya dengan baik. Bahkan sampai diberi pekerjaan, dan
bagi perempuan jika sudah tidak ada wali yang mampu membiayainya maka ia
dibiayai negera. Nah.. kalo negara sebegitu udah baik banget, dan masih ada
yang nyuri .. berarti orang nya keterlaluan banget. Karena dalam Islam negara
bertanggung jawab penuh, dan mereka g punya alasan untuk mencuri. Tapi ini ceritanya dalam sebuah negera yang
menerapkan Islam secara kaffah ya. Jika sekarang banyak pencurian. Ya wajar,
sebab negara tidak sampai berbuat demikian.
Atau misalnya lagi ,
tentang interaksi antara ikhwan dan akhwat.
Bagi yang asal tahu atau belum tahu secara mendalam. Mungkin menganggap
bahwa interaksi ikhwan-akhwat dalam Islam itu kaku banget. Pokoknya gak
boleh ini itu. Kalo jalan harus nunduk terus sampe kalo dosen yang ngajar juga
harus nunduk terus. Bahkan sering ada parodinya, ikhwan yang sering nunduk
malahan nabrak tiang. Hhhaa. Dan akhirnya terkesan kalo kita menjaga interaksi
itu cupu abis atau malahan konyol .
Padahal apakah benar sekaku emang itu ? Enggak juga kan ya ? Kita harus
tahu batas-batasnya apa saja. Pada kenyataanya, Islam membolehkan kok kita
berinteraksi dengan lawan jenis, namun pada ranah tertentu seperti pendidikan ,
kesehatan, uqubat ( persanksian ) , dan muamalah seperti jual beli. Kan ga juga
kali .. misalnya ibu kita mau ngelahirin dan g ada bidan atau dokter perempuan
lagi terus aja ditunda karena ga mau sama dokter laki-laki. Itu boleh. Atau
karena mau menjaga, g mau pergi ke pasar karena banyaknya yang jualan amang
amang. Hhaa.. itu mah boleh kok J.
Nah berarti sekarang PR
kita bersama adalah bagaimana caranya agar kita bisa faham betul apa itu Islam.
Sebab, semakin kita tahu akan Islam maka kita akan semakin faham dan hidup
semakin mudah. Anggapan yang menyatakan bahwa menjadi sholih itu malah
terkekang itu pun akan hilang. Yakin deh. Bisa kita lihat, betapa banyaknya
orang yang berusaha taat pada aturanNya tapi bahagia-bahagia aja kan ? Yup,
karena mereka faham betul apa itu Islam, dan tentram sebab merasa Allah ridha
pada mereka.
Kita adalah ciptaan Allah
, maka sudah sepatutnya kita tunduk pada aturan Allah. Kalo nyinggung tentang
quote ikan dan air tadi, Ikan hakikatnya adalah makhluk air, sekalipun ia
bernapas menghirup oksigen juga. Tapi jika di lepaskan di darat, maka ia tak
mampu untuk hidup dan tak mampu menghirup oksigen diddarat. Maka tempat terbaik
ikan adalah di air.
Begitupun manusia, ia adalah ciptaan Allah. Maka agar kita hidup
sebagaimana fitra kita serta mampu bahagia adalah tunduk pada aturan Allah.
Insya Allah.. hidup kita akan bahagia +
plus tetap mampu menggapai mimpi mimpi kita. So what are you waiting for ? Yukk
ngaji Islam, agar hidup kita lebih terarah. Okaaay. Hamasah lillah .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar