Kawan, mari kita berfikir
sejenak tentang dunia ini. Aku sebelumnya tak pernah berfikir tentang hal ini.
Aku hanya mengikuti arus, melihat sekitar dan mengiyakannya. Tanpa akhirnya benar-benar berfikir secara
mendalam.
Pernah kah kau berfikir ?
Mengapa kini begitu menjamurnya para biduan yaang tak malu lagi bangga
menampilkan dirinya di depan umum ? Padahal 14 Abad yang lalu , melalui ajaran
islam yang mulia, Rasulullah telah memutus budaya jahiliyah tersebut dan
memuliakan perempuan dengan segala hak dan kewajibannya .
Pernahkah pula kau
berfikir ? mengapa hari ini negeri – negeri muslim termasuk kedalam
negeri-negeri miskin ? seperti ethiopia, sudan, pakistan , termasuk Indonesia ?
. Padahal beberapa abad yang lalu, tanah itu hidup dalam kesejahteraan serta kemakmuran.
Dan telah tertoreh oleh sejarah, bahwa dahulu selama berabad-abad negeri tersebut
dilingkupi dalam kesejahteran dibawah naungan Khilafah.
Pernahkah kau berfikir ?
Mengapa sosok pemuda yang kau lihat selalu saja membuat onar, mulai dari
aborsi, tawuran , narkoba, menjadi begal
, perampok dsb ? Padahal 14 abad yang lalu, pemuda justru adalah menjadi sosok
yang didambakan oleh umat bukan sampah di masyarakat. Mereka menjadi ulama,
dokter, pasukan jihad bahkan masuk dalam struktur pemerintahan. Luar biasa
bukan ? Namun kenapa mereka berbeda ? Bukankah mereka juga sama-sama pemuda ?
Bukankah usia mereka pun sama ? Bukankah mereka tela diberikan potensi yang
sama oleh Allah SWT ? Aku pun terus
bertanyaa.. mengapa kondisinya berbeda ?
Aku pun berfikir. Di
negeri kita Indonesia. Kita memiliki
Sumber Daya Alam yang begitu melimpah. Juga disertai dengan rakyat yang begitu
banyak, dengan potensi dan kecerdasan mereka yang luar biasa. kami memiliki
Intelektual yang banyak, Insinyur yang tak sedikit, serta para mahasiswa yang
siap membangun negeri . Namun aku tak habis pikir.. mengapa sejak negeri ini
merdeka hingga kini menghirup aroma reformasi, tetap saja negeri kita dirundung oleh masalah, masalah dan masalah.
Pernah kah kau berfikir,
saat para pemimpin kita tunduk untuk membuat UU asing dibawah tekanan PBB dan
IMF, lalu apa bedanya dengan zaman kolonial dahulu ? Bukankah kaum pribumi
bangsawan ada, namun tunduk di bawah ketiak belanda. Serupa bukan ? Hanya saja
kini dibalut oleh hawa yang mereka sebut nafas kemerdekaan. Belum lagi asing yang begitu mudahnya dan
mulusnya mengambil sumber daya alam kita mulai dari minyak, batu bara , gas,
timah dll. Apa bedanya dengan penjajahn dhulu yang juga mengeruk rempah-rempah
dari kita ?
Aku pun berfikir, lantas
apa gunanya kemerdekaan ini ? Apalah artinya merdeka, jikalah di kenyataan kita
belum benar-benar merdeka. Toh kenyataanya kita masih tunduk. Lalu seperti apakah yang dimaksud merdeka ?
Seperti apakah kebangkitan itu ?
Kau tahu... ? Aku
benar-benar memikirkannya. Tentang kita, Indonesia, dan kaum Muslim dunia. Aku
benar-benar heran dengan keterpurukan dunia muslim. Apakah karena ‘kebetulan’ ?
Atau memang ada hal yang ditinggalkan oleh kaum muslimin hingga menyebabkan
keterpurukan ?
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabka perbuatannya.
( TQS Al – A’raf : 96)
Simple. Jawabannya ada di
ayat tersebut. Mungkin kau bertanya ? mengapa langsung menghubungkan ke agama ?
Adakah kaitanya ? Bukankah kemunduran akibat teknologi yang tak kita kuasai,
pendidikan yang rusak dll ? Jawaban bukan itu sahabat. Melainkan karena kita
selama ini telah berhukum dengan hukum buatan manusia bukan Allah. Sehingga
wajar yang terjadi adalah kesengsaraan, sebab manusia itu lemah dan tak tau
hakikat dirinya. Belum lagi ketika membuat hukum pasti akan sesuai dengan
persepsinya masing-masing.
Kau tahu .. Allah telah
menciptakan kita ( manusia ) juga
seperangkat dengan aturan. Mulai dari aktifitas individu, bermasyarakat,
hingga bernegara juga diatur. Tak banyak
yang tahu.. bahwa Islam ternyata mengatur bagaimana sistem ekonomi seharusnya,
mata uang apa yang seharusnya berlaku, kemudian juga diatur tentang bagaimana
pengelolaan sumber daya alam. Seperti salah satu hadis berikut.
“Kaum Muslim berserikat dalam
tiga hal, yaitu padang rumput, air dan api.“
Sungguh Islam telah
memiliki seperangkat aturan untuk berkehidupan manusia. Dan Allah pun telah
menjanjikan hidup yang lapang tatkala menerapkan syariatnya. Lantas apa lagi
yang kita tunggu ?
“......Pada hari ini telah Ku- sempurnaka untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu...” ( TQS Al-Maidah ayat 3)
Sungguh hari
ini kita benar-benar di atur oleh hukum buatan manusia. Sudikah engkau di atur
oleh manusia ? Atas nama kalimat “ permusyawaratan perwakilam” , sang wakil
dengan bebasnya membuat hukum sesuai dengan Bossnya dan kepentingannya. Akankah
kita masih mempercayainya ? Sungguh , aku sendiri tak sudi diatur olehnya
apalagi masih mempercayainya meski pejabat diluar sana kata-katany orang-orang
shalih nan pintar.
“dan
hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan
berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling
(dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya
Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian
dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang
fasik. “ (
TQS : Al Maidah ayat 49)
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? ( TQS Al maidah ayat 50)
Sahabat, ayat ini benar-benar menguji seberapa patuh kita kepada Allah. Seberapa percaya kita pada agama Allah. Serta Seberapa tunduk tanpa alasan hati ini menghadap kepadanya. Maka tanyakanlah pada hati kita jika ktia tak takut tatkala hari ini kita mencampakan ayat-ayatnya .. Tenanglah, Islam pernah berjaya selama 14 abad dengan luas 2/3 dunia. Dimana masyarakatnya bukanlah masyarakat yang homogen melainkan dengan suku , ras, dan agama yang berbeda-beda. Oleh karena itu tak perlu ragu kawan... Islam akan memuliakan kita.
Jadi... ayoo tunggu apa
lagi. Mari kita bergerak bersama menuju perubahan ke arah Islam. Bergerak ke masyarakat , serta menyadarkan
akan urgensi penerapan syaria dalam naungan Khilafah. Saatnya kita mengabaikan
perbedaan diantara kita, perbedaa suku, bangsa, harakah dsb serta bergerak
bersama mewujudnya tegaknya syariah dalam naungan Khilafah. Sungguh itula
sebaik-baiknya umat.. umat Muhammad yang menyeru kepada kebaikan.
“Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik. “ (TQS
Ali Imran : 110)
Siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan
berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" ( TQS : Al fushshilat 41 )
Kemudian akan ada Kekuasaan
yang memaksa (diktator) (Mulkan
Jabariyah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah
mengangkatnya, apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak
Kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah).
Kemudian beliau (Nabi) diam.” (HR Ahmad)
Wallahu’alam.
Dari seorang yang fakir untuk saudaraku
se-aqidah.
Bandung, 09 mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar