PENGEMBAN DAKWAH SEJATI
**Nasihat bagi mereka para hamilud dakwah ideologis**
Inspirasi dari Syaikh Mahmud Abdul Latif Uwaidhah
SIAPAPUN yang berkeinginan untuk
melakukan aktivitas dakwah sebagaimana yang dilakukan oleh para Nabi dan
Rasul, maka ia harus terlebih dahulu menjadikan dirinya sebagai teladan
dalam hal keutamaan, kemuliaan dan kebaikan. Islam harus tercermin di
dalam dirinya; baik menyangkut berbagai pemikiran, hukum, maupun
sifat-sifat dan akhlak yang baik dan utama.
Jika Islam belum tercermin
dalam dirinya, ia belum layak untuk mengemban dakwah. Kalaupun ia
berusaha untuk melakukannya, jelas ia tidak akan pernah berhasil;
kebaikan juga tidak akan pernah terwujud melalui tangannya.
Seorang aktivis dakwah sudah semestinya memahami bahwa apabila ia tidak
mempersiapkan dirinya agar islam terintegrasi di dalam dirinya, baik
dalam berbagai pemikiran, hukum, maupun sifat-sifat islami yang harus
dimilikinya, berarti ia belum memenuhi kualifikasi untuk mengemban
dakwah. Bahkan, ia tidak akan pernah menjadi seorang aktivis dakwah,
meskipun ia telah berusaha ataupun mengklaim diri sebagai aktivis
dakwah.
Berdakwah adalah aktivitas yang paling mulai yang dilakukan oleh seorang
manusia. Dakwah adalah sandaran terbesar bagi berbagai kebaikan serta
bagi diperolehnya berbagai derajat dan kedudukan yang mulia. Semua ini
tidak pantas diperuntukkan bagi orang-orang yang ingin mendapatkannya
dengan usaha yang mudah, pengorbanan yang sedikit, dan aman (tanpa
mengalami hambatan dan gangguan). Sebab, aktivis dakwah tidak
serta-merta identik dengan pengisi acara di majlis-majlis, hingga ketika
ada senjata digerak-gerakkan dihadapannya atau ketika ia mendengar
adanya ancaman, ia mundur dan menarik diri kebelakang. Ia menyangka
dakwah ini seperti sebuah permainan sekedar untuk mengisi waktu luang,
dan wahana untuk menunjukkan keahlian/kepiawaian.
Setiap aktivis dakwah wajib merepresentasikan dan mewujudkan islam dalam
dirinya; baik dalam ucapannya, prilakunya, maupun sifat-sifatnya.
Apabila islam tidak tercermin dan terwujud dalam ucapan, perilaku, dan
sifat-sifatnya, ia tidak bisa disebut sebagai seorang aktivis dakwah; ia
hanyalah seorang muslim kebanyakan.
Seorang aktivis dakwah idealnya adalah cermin/representasi islam
satu-satunya yang real ketika Daulah Islam yang merupakan
cermin/representasi islam yang paling besar, tidak ada. Karena itu,
seorang aktivis dakwah ketika berkata wajib hanya mngucapkan pemikiran
atau hukum-hukum islam saja atau yang tidak bertentangan dengan islam;
ketika berperilaku wajib melakukan hal-hal yang sesuai dengan islam
semata. Disamping itu, ia wajib mensifati dirinya hanya dengan
sifat-sifat yang islami dan akhlak-akhlak yang terpuji. Seorang tidak
pantas disebut aktivis dakwah jika ia tidak memiliki salah satu saja
dari ketiga aspek –ucapan, perilaku dan sifat-sifat- di atas #
=====
oleh Mahliyan Furqoni
Terinspirasi dari kitab “Hamilud Dakwah Wajibatu wa Shifat” karya Syaikh
Mahmud Abd. Latif Uwaidhah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar