Bukan menjadi rahasia lagi, bahwa negeri ini adalah sarang
dari berbagai masalah. Negeri yang katanya tampat bermukim kaum muslimin
terbesar dunia. Negeri yang katanya mempunyai sejuta kekayaan dari sang Rabb. Negeri yang katanya
mempunyai penduduk yang ramah. Ternyata menyimpan beribu masalah didalamnya.
Padahal negeri ini katanya sudah merdeka selama 68 tahun,
tapi perangainya layak berumur remaja. Penuh dengan ulah, dan tak mengerti lagi
apa maunya. Pemerintah yang dzolim, rakyat yang menderita, ummat yang enggan
kembali pada aturan Rabb, orang-orang yang mementingkan kepentingan pribadi.
Tidakkah kalian semua melihat hal itu ?
Kita sudah tidak bisa menutup mata lagi akan semua
permasalahan di negeri ini. Sudah terlalu banyak hingga menyesakkan dada.
Disaat negeri muslim lain menderita dan kehilangan anak-anak mereka karena
rudal-rudal kafir, bayi-bayi di negeri ini justru dibuang ke got ataupun di
aborsi akibat dari liberalisme yang melanda remaja. Disaat kaum minoritas
muslimin berusaha untuk mengenakan jilbabnya mati-matian. Negeri kita, justru
jilbab dilarang .. aurat dijual bebas tanpa harga. Lalu masihkan kita mencintai negeri ini atas
nama nasionalisme. Padahal karena nasionalis dan demokrasilah negeri ini
menjadi hancur.
Paradoks Negeriku
Tahukah kau ? Negeri kami sangatlah subur..
Hingga banyak dari kami yang tak mampu membeli beras
Penduduknya pun sangat ramah..
Hingga kau bisa melihat tawuran pelajar di jalanan dengan
mudah
Kami pun saling mencintai dengan baik
Hingga kau bisa menemukan bayi di tong sampah hasil dari
cinta kami
Pemimpin kami juga sangat pintar..
Ketika rapat mereka hanya perlu tidur untuk merumuskan
undang undang
Mereka juga gemar berdagang
Sampai –sampai hak kami pun di jual ke orang asing
Selain itu, negeri kami pun sangat kaya
Hingga pemimpin kami harus korupsi agar kekayaan kami tidak
mubazir
Dan yang paling membanggakan adalah..
Kami adalah rakyat yang berbakti kepada pemimpin
Kami tidak ingin menyusahkan pemimpin kami..
Jadi kami membayar pajak untuk membangun negeri kami..
Tidakkah itu negeri yang membanggakan ?
Hingga banyak dari kami rela menjadi pahlawan atas nama
devisa negara..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar