Perasaan baru aja kerasa euforia tahun baru yang
dilaksanakan meriah di jakarta. Ampe – ampe para stasiun tv pun meliputnya
khusus. Ditambah lagi, ini adalah momen bersejarah bagi rakyat jakarta
khususnya dibawah kepemimpinan jokowi. Berbagai rasa terima kasih pun muncul
kepada pemkot DKI jakarta atas media hiburan bagi warga jakarta ini.
Namun, sayangnya kurang lebih dua minggu pasca itu, jakarta
pun diterjang banjir yang super menggegerkan. Ini bukan banjir biasa. Bayangkan
aja, ampe istana kepresidenan aja kena
banjir. Malu-maluin gak sih?.ckckck. (Embarassing city)
Yup, baru saja 2013 di mulai. Tapi Indonesia sudah di buat
pusing akibat permasalahan di ibukota. Haloo.. ini ibukota cuy. Logikanya di
ibukotalah para pejabat membuat solusi, tapi justru di sinilah maslah dimulai.
Banjir memang bukan hal yang baru bagi kota jakarta, mengingat ini merupakan
“event” tahunan yang kayaknya wajib untuk kota besar ini. Namun, pengalaman
yang sudah bertahun-tahun ini nampaknya tidak dimanfaatkan pemerintah jakarta
untuk membuat resolusi bagi permasalahan kotanya. Liat aja, banjir sudah
bertahun-tahun lamanya menerjang jakarta. Tapi kenapa baru 2013 di perbaiki?.
Kenapa baru ada musibah seperti ini pemerintah bergerak?. Lantas, sedari dulu
apa yang dilakukan pemerintah ? ckck.
Banjir merupakan salah satu dari sekian banyak masalah yang
menimpa ibukota. Sisanya tersembunyi tak terlihat. Dan bisa jadi, jika
permasalahan yang lain tidak diperhatikan dan dicari solusinya, masalah masalah
tersebut akan menjadi bom waktu kehancuran ibu kota. Ini membuktikan bahwa
meski jakarta khususnya sudah mengalami pergantian pemimpin tetap saja masalah
akan muncul jika tidak di ubah dari dasarnya.
Banyak opini umum muncul, naiknya jokowi sebagai gubernur
memberikan harapan bagi perubahan ibukota jakarta. Kita memang tidak bisa
memungkiri , untuk usia muda jokowi memberikan perhatian yang sedikit lebih
dibanding gubernur sebelumnya. Namun, ini tidak juga bisa membuktikan bahwa
jokowi adalah sang pembawa perubahan. Apabila negeri ini khususnya jakarta
tidak mengubah permasalahan ini dari dasar yaitu sistem dan hanya mengandalkan
personal tertentu, bisa dipastikan masalah tidak pernah akan selesai.
Untuk masalah jakarta yang satu ini, Islam pun mempunyai
solusi yang konkrit. Dalam Islam, seorang pemimpin dituntut memperhatikan hal
semacam ini dengan konsern. Mengingat, ini terkait dengan kemashlahatan dan
nyawa orang banyak. Pelayanan masyarakat merupakan hal yang utama dalam Daualah
Khilafah. Jangankan untuk lingkungan, bahkan untuk kesehatan pun daulah menyediakan rumah sakit – rumah sakit
yang gratis untuk rakyat daulah. Masih ingatkah kita dengan Amirul Mukminin
Umar bin Khatab, saking beliau begitu bertanggung jawab dengan rakyatnya.
Hingga ia takut dihisab, hanya karena keledai yang (Arsitektur kekhalifahan)
terpelosok di jalanan. Bisa
dibandingkan dengan sikap pemimpin kita? Terkesan lamban, acuh dan tak bergerak
tanpa benda pelicin.
Ini semua bukan hanya karena faktor pemimpin. Tapi juga
sistem yang menjadi faktor utama bagi semua ini. Sistem buatan manusia yang
lemah dan tak jelas. Membuat banyak celah yang dijadikan para pemimpin busuk
memanfaatkan hal ini. Jadi jangan salahkan jika banyak sekali permasalahan yang
menimpa negeri ini khususnya ibu kota. Mengganti pemimpin saja, ataupun
berharap pada pemimpin baru bukanlah solusi. Satu-satunya solusi untukmengubah
kondisi ini ialah mengubah sistem negeri ini dengan sistem Islam. Sebuah sistem
buatan Al-Khalik yang dipersiapkan untuk umat manusia. Dan telah terbukti,
selama 14 abad sistem yang direpresentasikan dengan Daulah Khilafah ini, mampu menyejahterakan umat manusia dan menjadi sebuah negara Adidaya. Tidak ada
kata menunggu untuk sebuah solusi terbaik, Saatnya Khilafah Memimpin Dunia.!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar